Pemetaan udara dengan drone atau UAV telah menjadi solusi revolusioner di berbagai sektor seperti pertambangan, konstruksi, kehutanan, dan perencanaan kota. Teknologi ini memungkinkan akuisisi data spasial yang cepat, luas, dan akurat dengan biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan metode konvensional.
Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau pesawat tanpa awak (nir awak) adalah sebuah mesin terbang yang dikontrol melalui pengendali jarak jauh atau pesawat yang terbang secara mandiri berdasarkan program yang dimasukkan ke dalam pesawat sebelum terbang.
Sejarah Singkat Drone untuk Pemetaan
Pada awalnya teknologi UAV hanya digunakan untuk aplikasi militer pada awal abad ke-20. Namun seiring berjalannya waktu, terutama sejak awal 2010-an, drone mulai merambah sektor sipil termasuk pertanian, konstruksi, sekuriti, dan survei pemetaan.
Di Indonesia sendiri, pemanfaatan UAV untuk pemetaan mulai dikenal melalui proyek-proyek riset kampus dan lembaga pemerintah. Hingga kini, drone makin lazim digunakan dalam berbagai proyek oleh instansi seperti PUPR, BIG, hingga sektor swasta. Perkembangan sensor seperti kamera multispektral, hingga LiDAR telah mendorong akurasi UAV mencapai tingkat yang hampir setara dengan survei darat. Perkembangan model UAV sendiri sudah semakin beragam dari multirotor, hingga VTOL fixed-wing dan pengembangan sensor landing dan take-off yang semakin aman dan fleksibel membuat drone/UAV semakin populer di kalangan masyarakat.
Langkah-langkah Umum Pengoperasian Drone untuk Pemetaan
Penggunaan drone untuk pemetaan gak bisa asal terbang. Berikut langkah-langkah umum yang perlu diperhatikan agar hasil pemetaan akurat dan siap digunakan untuk proses pengolahan selanjutnya:
- Perencanaan misi penerbangan
– Menentukan area yang akan dipetakan dan jenis data yang dibutuhkan (foto RGB, point cloud, DEM, dll.)
– Menentukan tinggi terbang, overlap foto jika menggunakan fotogrametri (biasanya 70-80%), dan lintasan terbang
- Persiapan alat dan sistem
– Kalibrasi sensor (kamera atau LiDAR), IMU, dan GNSS (RTK atau PPK)
– Pengecekan baterai, kondisi drone, cuaca, serta siapkan memori card dan GCP jika diperlukan.
- Penerbangan dan Akuisisi Data
– Menggunakan mode otomatis lewat aplikasi seperti DJI Pilot, dan aplikasi setup penerbangan lainnya
– Memantau jalur penerbangan, kondisi sinyal GPS, dan status sensor secara real-time.
- Transfer dan Pengolahan Data
– Data akan diproses menggunakan software seperti DJI Terra, dan software pre-processing data lainnya.
– Langkah ini mencakup georeferensi, point-cloud generation, ortomosaic, dan klasifikasi permukaan.
- Analisis dan Output
– Hasil akhirnya bisa berupa Digital Terrain Model (DTM), peta topografi, kontur, volume cut & fill, dll.
– Data ini dapat berguna untuk perencanaan jalan, irigasi, kawasan industri, kawasan pertanian, bahkan mitigasi bencana.
Indonesia dengan medan geografis yang beragam dan kompleks–pegunungan, hutan, dan kepulauan membutuhkan teknologi pemetaan yang adaptif dan cepat. Drone/UAV menjawab kebutuhan ini dengan biaya operasional yang masuk akal dengan kapabilitas tinggi, khususnya saat digabungkan dengan sensor canggih seperti Zenmuse L2, CHCNAV AA450, ataupun sensor lainnya. Penggunaan drone juga mendorong percepatan digitalisasi peta dasar nasional, mendukung inisiatif Smart City, dan mendukung tata ruang di kawasan strategis.
Sumber:
Modul PUPR. 2019. Pemetaan Menggunakan UAV. https://simantu.pu.go.id/